Share

[Get This]

A sample text widget

Etiam pulvinar consectetur dolor sed malesuada. Ut convallis euismod dolor nec pretium. Nunc ut tristique massa.

Nam sodales mi vitae dolor ullamcorper et vulputate enim accumsan. Morbi orci magna, tincidunt vitae molestie nec, molestie at mi. Nulla nulla lorem, suscipit in posuere in, interdum non magna.

Jangan Sepelekan Yang Sederhana

Ada sebuah cerita yang sangat menarik untuk bisa kita renungkan :

Seorang Minang merantau ke Jakarta. Ia memulai usahanya dari kecil dan terus bertumbuh hingga perusahaannya beranak pinak. Namun, ia tetap menjalankan bisnisnya dengan sangat sederhana. Uang masuk disimpan di toples, uang keluar (untuk pembayaran) disimpan di kaleng biskuit.

Suatu hari, anaknya yang baru lulus dari sekolah bisnis dari Harvard University bertanya, “Ayah ini kuno banget, sih.. Bagaimana ayah bisa mengelola perusahaan dengan cara tradisional seperti itu? Bagaimana ayah tahu berapa keuntungan perusahaan ayah?”

Sambil mengunyah sate padang, Sang Ayah menjawab, “Anakku, ketika pertama kali datang ke Jakarta, aku tidak punya apa-apa, kecuali baju dan celana yang aku pakai, Sekarang, kakak pertamamu sudah menjadi pengusaha sukses. Kakak keduamu sudah menjadi dokter spesialis jantung. Sementara adikmu masih kuliah di Oxford University. Dan kamu baru lulus dari salah satu sekolah bisnis terbaik dunia.”

“Aku tahu Ayah,, tapi….”

“aku dan bundamu setiap tahun umrah. Kami tinggal di perumahan mewah. Kami pakai mobil yang bergensi keluaran terbaru. Perusahaan ayah terus bertambah. Perlu Kamu Catat, Ayah dan Bundamu tidak punyaa hutang sama sekali. Jadi sekarang kamu jumlahkan yang Ayah sebutkan tadi, kemudian kurangi dengan baju dan celana, maka itulah keuntungan yang kita dapat selama ini….”

“Pesan moral” dari cerita diatas adalah jangan sepelekan Hal-hal yang kelihatan sangat sederhana, karena dikemudian hari ternyata bisa berdampk besar.