Sepanjang pengalaman kita yang banyak, kita mengetahui bahwa emosi adalah sesuatu yang lembut dan tidak dapat dipahami, dan tidak memiliki arti dalam usaha kita mencari pengetahuan. Emosi pada waktu yang lalu bahkan dianggap tidak diberi tempat dalam dunia bisnis maupun pemerintahan. Ini tentunya tidak benar lagi.
Emosi adalah perasaan bersama dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain seperti yang telah dikemukakan dimuka adalah inti dari tempat kerja dan dapat menjadi penyebab kegagalan atau keberhasiln dalam banyak usaha melakukan perubahan ditempat kerja. Etika profesi, nilai, visi pribadi dan visi organisasi dan tugas adalah semua istilah yang mengandung muatan emosi didalamnya. Terlalu sering pegawai memandang hal-hal ini sebagai ungkapan kosong dari pihak manajemen serta pimpinan karena kurangnya hal-hal nyata atas apa yang terjadi dalam banyak lingkungan kerja. Pernyataan suatu maksud organisasi tidak berkaitan dengan apa yang sedang terjadi ada kesenjangan
Pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam memahami Kecerdasan Emosi (KE) hendaknya termasuk :
- Apakah mereka saling memperhatikan sebagai seorang yang bermartabat dan berperadaban?
- Apakah mereka saling menghargai sebagai seseorang ditempat kerja apakah hanya diberlakukan sebagai nomor/Nip sehingga kesehatan mental mereka terganggu?
- Apakah mereka berkemauan saling membantu sebagai seseorang?
Kalau jawabannya “ya”, maka julukan dan gelar tidak akan menjadi masalah. Setiap orang harus dihargai karena mereka adalah Manusia, dan bukan karena mereka berada diposisi tertentu atau termasuk dalam golongan yang berkuasa. Sayangnya hal ini tidak seperti biasanya. Penghargaan seringkali diberikan menurut seberapa tingginya anda berada dalam kerangka suatu organisasi. Hal ini menindas potensi mendapatkan situasi sama-sama menang dalam kehidupan kantor. Tidak perduli seberapa banyak kebijaksanaan menyatakan bahwa kita hendaknya saling mempercayai dan membantu, semua ini hanyalah kata-kata belaka kecuali inti dari lingkungan kerja didaasarkan pada saling menghargai, menghormati dan mempercayai. Ungkapan emosi dan perasaan dapat memiliki berbagai bentuk budaya, pengalaman, negara, dan bahkan diantara perorangan. Namun satu hal adalah pasti, marah, takut, ketidakbahagiaan, kebencian, cinta, senang, bersalah, main adalahumum. Kalau orang tidak bekerja dalam lingkungan yang harmonis, akan da potensi untuk menjadi salah mengerti, menjadi tidak bahagia, dan tidak setia, menyembunyikan sesuatu, dan kurangnya sinergi yang akan mengakibatkan kegagalan bagi suatu usaha manapun.
Buku Dr. Daniel Golemen, Emotional Intelengence (Kecerdasan Emosional) membicarakan bagaimana pikiran emosional dapat benar-benar menghambat informasi sebelum memasuki pikiran yang digunakan untuk berpikir dan mengakibatkan adanya pembajakan emosi sebelum pikiran berkesempatan melakukan penafsiran yang tepat dan mengambil keputusan . Kita mungkin pernah mendengar istilah-istilah seperti : tembakan senjata, tiupan, ledakan, kehilangan kendali…. semua ini menunjukkan seseorang yang tidakdapat mengendalikan tabiatnya dan bertindak dalam cara yang berbahaya, dan setelah diri mereka mereda akan menyesali apa yang telah mereka lakukan.